Kini,
Aku yang kau lupai,
itulah yang menimpa diri ini,
tindak tandukku sudah tak dipeduli,
hidup matiku apatah lagi,
aku menangis seorang diri,
tangisan yang bertemankan sepi.
Aku mengerti,
Dulu dan kini,
Sudah tidak sama lagi,
Hatiku kau campak ke tepi,
Hatiku kini kau sakiti,
Ya!Akulah hati yang kau sakiti,
Sakit yang tidak terperi.
Kini,
Aku menyepi seorang diri,
Tiada lagi yang bertakhta di hati,
Hanya matahari yang menyinari diri,
Sang Rembulan yang setia menanti,
Kicauan unggas yang menghiburkan hati,
Ah,tenangnya hati ini!
Akulah raja di dalam imaginasi,
Akulah hero di alam fantasi,
Aku yang kau lupai,
Namun,kau tak pernah kulupai,
Engkau yang paling kusayangi,
Tak pernah kau ku sakiti,
Apatah lagi dirimu dibenci,
Hatimu ku jaga rapi,
Perasaanmu sentiasa kubelai,
Dengan CINTA dan KASIH yang suci.
Dulu,
Kau bilang aku yang disayangi,
Dulu,
Kau berjanji aku sentiasa di hati,
Hati ini menangis lagi,
Begitu mudah kau lafazkan janji,
Janji yang satupun kau tak tepati,
Sesungguhnya,janji hanyalah janji,
Hanya sepi yang bertuan di hati,
Sedih bertapak di hati,
Kecewa bersarang di sanubari,
Kaulah sayangku,si penambat hati,
Engkaulah Sang Puteri,
Yang menjadi idaman hati.
Aku,
Si Miskin yang tak sedar diri,
Kau,
Bangsawan yang sangat dihormati,
Mana mungkin kita hidup sekali,
Tidak di alam realiti,
Tapi pasti bersama di alam mimpi,
Usahlah kau meninggi diri,
Aku sedar diriku yang hina ini,
Kehadiranku tak ubah bagaikan parodi,
Aku,
Diejek,digelak,tak pernah ku dihargai,
Aku juga punya hati,
Hati yang bisa terluka pabila disakiti,
Kau dan aku,
Umpama langit dan bumi,
Kau dan aku,
Bagai raja dan sang abdi,
Itulah yang membezakan kami.
Aku,
Hanyalah insan yang dikeji,
Dicaci,dimaki sudah lumrah diri,
Kau,
Masih bisa tersenyum sendiri,
Kerna segalanya telah kau miliki,
Sahabat sejati,harta bergunung,kekasih hati,
Ya!Itu semua telah kau miliki,
Tapi aku,
Sebatang kara hidup menyindiri,
Tiada apa yang kumiliki,
Hanya papa yang menemani diri,
Hanya rindu yang bertamu di hati,
Hati ini jangan kau sentuh lagi,
Rasa sayangku bagaikan dah mati,
Rinduku padamu kian menyepi,
Aku sudah tawar hati,
Tidak sanggup kutanggung lagi.
Andai ini takdir Ilahi,
Biarlah aku menyendiri,
Biarlah aku menunggu sampai mati,
Kau tetap di hati,
Kau tetap disayangi,
Kau tetap dicintai,
Kau sentiasa di hati,
Izinkan aku mengundur diri,
Salam permisi pengganti diri,
Semoga bersatu di dalam Firdausi.